PENDAHULUAN
Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda.
Oleh karena itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan
bakteri. Seperti diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap
masuk ke dalam darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun)
yang dapat merusak kualitas darah.
kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap hari
ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena aktivitas
keseharian yang dilakukan individu?Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak
menunjukkan hal demikian. Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang
dalam setahun sakit secara terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam
darah manusia terdapat suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang
tak henti-hentinya bertempur dan memberantas bakteri.
Pasukan tempur itu tidak lain adalah sel darah putih yang juga dikenal
dengan sebutan leukosit. Jumlah sel darah putih dan trombosit ternyata
hanyalah 0,5% dari jumlah total darah dalam tubuh manusia. Dalam setiap
milimeterkubik darah normal, terdapat 5 – 10 ribu sel darah putih. Berlainan
dengan sel darah merah, sel darah putih tidak mempunyai bentuk yang tetap. Hal
ini dikarenakan sel darah putih perlu selalu berubah bentuk untuk memudahkannya
bertempur melawan bakteri.
Luka yang kita peroleh akibat kulit tergores benda tajam
atau tenggorokan yang tergores duri ikan merupakan media yang paling tepat bagi
masuk dan berkembangnya bakteri di dalam tubuh. Karenanya, bagian tubuh yang
terluka merupakan tempat berkumpulnya sel darah putih. Sel darah putih akan
mengepung dan memakan bakteri yang menempel pada luka tersebut hingga tuntas.
Seringkali juga pada bagian tubuh yang luka tampak merah membengkak dan merasa
panas sebagai akibat berkobarnya pertempuran sengit antara sel darah putih
melawan bakteri. Bagian yang memerah dan membengkak itu adalah medan
pertempuran, sedangkan nanah yang terdapat di sana tak lain adalah mayat sel
darah putih dan bakteri yang gugur. Bila pertempuran itu dimenangkan oleh sel
darah putih, maka bengkak merah tadi akan segera menghilang dan luka juga akan
segera membaik. Akan tetapi, jika sel darah putih mendapatkan perlawanan yang
sangat gigih dari bakteri sehingga tidak mampu mengalahkannya dengan cepat,
maka bakteri itupun akan berkembang biak dan kita akan menjadi sakit. Pada saat
seperti inilah kita membutuhkan bantuan dari luar, terutama obat-obatan agar
segera dapat membasmi bakteri tersebut.
Ada kalanya bakteri tidak masuk ke dalam pembuluh darah, namun hidup menumpang
di selaput bagian dalam lambung, paru-paru, usus, ataupun organ tubuh lainnya.
Dalam keadaan seperti itu, sel darah putih dapat berubah menjadi sangat lembut
dan merembes ke luar dari pembuluh darah untuk mengepung bakteri dan
membasminya hingga tuntas.
PEMBAHASAN
DARAH
Darah manusia dewasa berjumlah
kira-kira 5,7 liter. Darah manusia dan darah hewan lain terdiri atas suatu
komponen cair, yaitu plasma, dan berbagai bentuk unsur yang dibawa dalam
plasma, antara lain sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keeping-keping darah. Plasma terdiri atas 90% air, 7 sampai 8% protein yang
dapat larut, 1% elektrolit dan sisanya 1-2% berbagai (1) zat yaitu zat makanan
seperti glukosa, asam amino lipid dan vitamin; (2) intermediat metabolik
seperti seperti piruvat dan laktat; (3) limbah nitrogen seperti urea dan asam
urat; (4) gas-gas yang larut, dan (5) hormon-hormon. Banyak dari
molekul-molekul ini terdapat secara bebas dalam larutan, yang lain seperti
beberapa mineral runut terikat pada protein transport (Ville, 2000).
Komposisi darah dapat mencerminkan
tingkat kesehatan seseorang, oleh karena itu pemeriksaan darah penting. Darah
merupakan suatu jaringan yang terdiri atas bermacam-macam sel dan cairan. Darah
mempunyai banyak fungsi penting dalam kegiatam tubuh. Darah bekerja sama dalam
memasok bahan-bahan yang diperlukan sel untuk memberbaharui komunitas sel-sel
yang bekerja sama membangun tubuh Secara umum pembuluh darah tersusun atas tiga
lapisan. Lapisan terluar tersususn. Darah merupakan jaringan yang tersusun atas
sel darah merah, sel darah putih, keeping-keping darah dan plasma darah. Plasma
adalah bagian cair darah dan tersusun sebagian besar oleh air (Muslimin dkk,
2004).
Sistem peredaran darah (sirkulasi) di
perkenalkan oleh william harvey pada tahun 1628 yang menyatakan bahwa darah
mengalir dalam suatu lingkaran ; darah meninggalkan jantung melalui pembuluh
darah arteri dan dibawa kembali ke jantung oleh pembuluh darah vena. Diantara
ujung-ujung terminal arterial dan terdapat suatu anyaman pembuluh-pembuluh
darah yang sangat kecil, yang disebut pembuluh kapiler ; pada pembuluh kapiler
ini terjadi antara darah dan cairan jaringan, sehingga pembuluh-pembuluh
kapiler adalah bagian yang paling penting dalam sistem sirkulasi. Darah seorang
pria dewasa rata-rata mempunyai enam liter darah, yang terdiri atas cairan
(plasma) sebanyak 55% dan sel sebanyak 45%. Plasma mengandung 90% air dan 10%
bahan lainnya (protein dan mineral dan sebagainya). Sel darah terdiri atas sel
darah terdiri atas sel darah merah (erythrocytes), sel darah putih (leococyt)
dan buter pembuluh (thrombocyte) (Luhulima, 2001).
Keseluruhan sistem peredaran (sistem
kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena.
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah
diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding
berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran
darah ke daerah tertentu. Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan
berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri
(membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan
dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari
kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa
darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya
diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam
volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu
dibawah tekanan (Anonim, 2009a).
1 . Komponen Penyusun Darah
Pembentkan sel darah mulai terjadi pada sm-sum tulang setelah
minggu ke 20 masa kehidupan embrionik. Dengan semakin bertambahnya usia janin,
produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati
dan limpa semakin berkurang. Pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar
sum-sum tulang masih dapat terjadi. bila sum-sum tulang mengalami kerusakan
atau mengalami fibrosis. Sampai dengan usia 5 tahun. Pada dasarnya semua tulang
dapat menjadi tempat pembentukan sel darah. Dengan semakin bertambahnya usia
janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan
hati dan limpa semakin berkurang (Anonim, 2009a).
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan
lengket. Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsng dengan
sel-sel dalam tubuh kita. Darah manusia tersusun atas da komponen, yaitu
sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Sel-sel darah terdiri atas dua
yaitu sel darah merah dan sel darah putih (Sonjaya, 2005).
Pada sum-sum tulang terdapat sel progenitor yang merupakan
penghasil semua sel darah. Nampaknya sum-sum tulang mempunyai kelompok sel yang
menghasilkan sel darah tertentu, kecuali netrofil dan monosit yang nampaknya
berasal dari kelompok sel yang sama. . Terbentuk 8 macam sel yang berbeda dan
semua dihasilkan dari satu jenis sel batang pluripoten yang akan menurunkan 5
garis keturunan sel yang berbeda. Garis mieloblas menghasilkan tiga jenis sel
granulosit sedangkan garis monoblas dan limfoblas menghasilkan sel agranulosit.
Eritrosit atau sel darah merah dan trombosit dibentuk dari garis keturunannya
masing-masing (Watson, R 2002).
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organic dengan satu atom besi. Selain itu juga
dapat dikatakan bahwa hemoglobin dalah molekul protein pada sel darah merah
yang berfungsi sebagai media transfor oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Hemglobin diukur
dalam satan gram per 100 ml. Nilai normal adalah 14-16 g per 100 ml. Hemoglobin
mempunyai daya tarik yang kuat terhadap oksigen. Ketika sel darah melewati
paru-paru, hemoglobin akan bergabng dengan oksigen dari udara dan warnanya
menjadi cerah (Watson, 2002).
Sel darah merah mengalami sejumlah stadium dalam
perkembangannya di dalam um-sum tulang. Eritroblas adalah sel besar yang
mengandung inti dan sejumlah kecil hemoglobin. Sel ini kemudian berkembang
menjadi normoblas yang berukuran lebih kecil. Inti sel kemudian mengalami
disintegrasi dan menghilang sitoplasma mengandung benang-benang halus. Jumlah
sel darah merah bervariasi tergantung jenis kelamin, usia, dan juga ketinggian
tempat orang tersebut hidup. Jumlah sel darah merah bisa berkurang misalnya
karena luka yang mengeluarkan banyak darah atau karena anemia (Sarikini, 2000).
Sel darah putih berbentuk tidak tetap. Sel darah putih
dibuat di sum-sum marah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya memberantas
kuman-kuman penyakit. Sel darah putih atau leukosit berukuran lebih besar
daripada sel darah merah, diameternya sekitar 10µm, dan jumlahnya lebih sedikit
teradpat 7-10 X 109 leukosit per liter darah dan jumlah in bias
meningkat sampai 30 X 109 per liter darah bila ada infeksi di dalam
badan. Penngkatan ini dikenal sebagai leukositosis (Watson, R 2002).
Trombosit mempunyai karakteristik
seperti sel pada umumnya walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat
melakukan reproduksi. Dalam sitoplasma trombosit berperan aktif. Membran sel
trambosit diliputi oleh glikoprotein yang mencegah perlekatan dengan endothel
normal, tetapi mrmudahkan perlekatan dengan endothel yang rusak. Bentuk keeping
darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sumsum merah,
serta berperan penting pada proses pembekuan darah Membran sel juga mengandung
platelet factor 3 untuk proses pembekuan darah (Anonim, 2009b).
Trombosit atau Keping-keping darah
berkerut pada pembuluh darah luka dimana trombosit melepaskan satu bahan yang
membatasi kehilangan darah sebelum koagulasi (pembekuan darah) terjadi. Pada
kuda jumlahnya berkisar antara 110.000 – 300.000 per mm3 dengan
rataan 170.000 (Sonjaya, 2005).
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah
sehingga dengan sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur, misalnya dengan
proses ekrenasi. Plasma darah juga bertugas membawa sari-sari makanan, sisa sisa
metabolisme, hasil sekresi dan beberapa gas. Serum yang bersal dari hewan
tersebut , dapat disuntikkan kepada hewan yang peka terhadap penyakit yang sama
untuk memberikan perlindungan paif, selama antibody itu masih berada di tubuh
hewan yang peka itu (Sarkini, 2000).
2.
Fungsi darah
Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah
cerah di dalam arteri dan berwarna merah unggu gelap di dalam vena, setelah
melapas sebagian oksigen ke jaringan dan menerima produk sisa dari jaringan.
Bahan-bahan tersebut diangkut ke seluruh sel dan jaringan, dimana bahan-bahan
tersebut akan berdifusi dari kapiler ke jaringan intersritial, masuk ke dalam
sel dan selanjutnya akan dipergunakan untuk semua aktifitas sel. Darah membantu
mengangkut zat-zat makanan yang diperlukan oleh jaringan tubuh (Anonim, 2009c).
Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transfortasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah adalah cairan yang
terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transfortasi zat
seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tbuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman,
dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level
tinggi punya sistem transfortasi dengan darah (Syaifuddin, 2002).
Fungsi darah pada tubuh manusia ataupun ternak adalah
sebagai alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh, sebagai alat
pengangkut oksigen dan akan menyebarkannya ke seluruh tubuh, mengangkut hasil
oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi, mengangkut getah hormone dari
kelenjar bungtu atau endokrin, menjaga suhu temperature tubuh, mencegah infeksi
dengan sel darah putih, antibody, dan sel darah beku, serta mengatur
keseimbangan asaam basa dalam tubuh. darah berfungsi untuk mentransfor asam
amino, asam lemak, mineral, dan bahan-bahan nutrisi lainnya darah juga
mentransfor hormone dan vitamin kesel untuk mengatur proses metabolisme dalam
sel. Melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial, darah
membantu mempertahankan pH dan konsentrasi elktrolit pada cairan interstitial
dalam batas-batas yang dibutuhkan untuk fungsi sel yang normal (Surkini, 2000).
3.
Sel Darah Merah, Sel Darah Putih dan Keping-Keping Darah
Sel darah merah tidak memiliki nucleus, tetapi berisi suatu
protein khusus yang disebt hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu pigmen berwarna
kuning, tetapi efek keseluruhan hemoglobin adalah membuat darah berwarna merah.
Hemoglobin mengandung sejumlah kecil besi dan besi ini esensial bagi kesehatan,
meskipun jumlah totalnya di dalam darah dikatakan hanya cukup untuk membat paku
sepanjang 2 inci. Dalam kondisi sehat, hamper semua sel darahmerah di dalam
darah seharusnya berbentuk eritrosit, dengan hanya sedikit retikulosit. Banyak
factor yang menentukan pembentukan normal sel darah merah (Watson, R 2002).
Eritroblas adalah sel besar yang mengandung inti dan
sejumlah kecil hemoglobin. Sel ini kemudian berkembang menjadi normoblas yang
berukuran lebih kecil. Inti sel kemudian mengalami disintegrasi dan menghilang
sitoplasma mengandung benang-benang halus. Pada stadium ini sel tersebut
disebut retikulosit, akhirnya, benag-benang menghilang dan menjadi eritrosit
matang yang segera dilepas ke aliran darah (Anonim, 2009a).
Salah satu darah yang mempunyai peranan
penting dalam sistem peredaran darah dan dalam menjalankan fungsinya yaitu sel
darah putih. Berikut akan dijelaskan tentang sel darah putih
Sel Darah Putih
Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC,
leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,
dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya
terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat -
sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat
6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga
50000 sel per tetes (Anonim, 2010a).
Sel darah putih berbentuk tidak
tetap. Sel darah putih dibuat di sum-sum marah, kura dan kelenjar limpa.
Fungsinya memberantas kuman-kuman penyakit. Sel darah putih atau leukosit
berukuran lebih besar daripada sel darah merah, diameternya sekitar 10µm, dan
jumlahnya lebih sedikit teradpat 7-10 X 109 leukosit per liter darah
dan jumlah in bias meningkat sampai 30 X 109 per liter darah bila
ada infeksi di dalam badan. Penngkatan ini dikenal sebagai leukositosis
(Watson, R 2002).
Sel
darah putih atau dalam bahasa Inggris disebut dengan white blood cell
(WBC) merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi. Sel
darah yang juga dikenal dengan leukosit ini terbagi dalam beberapa tipe dan dua
tipe yang paling umum adalah limposit dan neutropil (Anonim, 2011).
Limposit
diproduksi oleh jaringan lympoid yang terdapat di dalam organ limfa, kelenjar
limfe dan kelenjar thymus. Limposit bertugas untuk memerangi zat zat yang
dihasilkan oleh kuman penyakit dengan membentuk zat kekebalan tubuh atau
antibodi. Antibodi yang dibentuk sangat spesifik sesuai dengan jenis kuman yang
menginfeksi. Pembentukan antibodi memerlukan waktu beberapa hari sampai beberapa
minggu sesuai dengan jenis kuman yang menginfeksi (Rilantono, 2001).
Seperti
halnya limposit, neutropil juga berperanan sangat penting dalam upaya tubuh
memerang infeksi. Neutropil dibentuk di dalam sumsum tulang dan beredar ke
seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selanjutnya neutropil akan keluar dari
peredaran darah menuju jaringan yang terinfeksi. Nanah yang biasanya terdapat
dalam luka mengandung banyak sekali neutropil. Dalam kondisi normal, infeksi
bakteri yang serius akan merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak lagi
neutropil sehingga nilai WBC akan meningkat (Rilantono, 2001)
Kadar
WBC dihitung berdasarkan jumlah sel darah putih yang ada pada sampel darah
penderita. Nilai
normal dari WBC adalah antara 4 ribu sampai 11 ribu per mikroliter.
Kadar WBC yang rendah dikenal dengan istilah leukopenia sementara kadar yang
tinggi disebut leukositosis (Anonim, 2010b).
Menurut Evelyn, 2006 di dalam tubuh, leukosit tidak
berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara
independen seperti organisme sel
tunggal.
Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan
seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit
tidak bisa membelah
diri
atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan
mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent
yang ada pada sumsum tulang
Jenis-Jenis Del
Darah Putih
Menurut Anonim, 2011 ada
beberapa jenis dari sel darah putih
diataranya yaitu :
1.
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi
kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit.
2.
Eosinofil.Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan
demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. Eosinofil biasanya
1-3% leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah
eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare,
kentut, atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit.
3.
Sel batang atau Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap
infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya
neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Neutrofil
berfungsi melawan infeksi bakteri. Biasa jumlahnya
55-70% jumlah leukosit. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita
lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut dapat menyebabkan
neutropenia. Begitu juga, beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha (misalnya gansiklovir untuk mengatasi virus
sitomegalo.
4.
Sel segmen Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia
meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan. makrofag mencakup 2-8%
leukosit. Sel ini melawan infeksi dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam darah. Monosit yang berada di berbagai jaringan
tubuh disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi umumnya menunjukkan adanya
infeksi bakteri.
5. Limfosit. Limfosit lebih umum dalam sistem
limfa. Ada dua jenis utama limfosit: sel-T yang
menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh;
dan sel-B yang membuat antibodi,
protein khusus yang menyerang kuman. Jumlah limfosit umumnya 20-40% leukosit.
Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang tertular dan
dibunuh oleh HIV. Hitung darah lengkap tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini
harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan
untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus
Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
a.
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat
patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan
kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem ‘memori’.)
b. Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T
mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta
penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh
sel yang terinfeksi virus.
c. Sel natural killer: Sel pembunuh alami
(natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal
bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi
kanker
6. Monosit. Monosit membagi fungsi
“pembersih vakum” (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup
dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga
patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan
antibodi untuk menjaga.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai
peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan
kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran
darah.
melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini
mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat
bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari
seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi
atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan
lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang
sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang
memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara
ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya
dimungkinkan (Anonim, 2010c).
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih,
peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan
sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah"
dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel
nanah.
demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan
ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah
tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai
fagosit (Watson, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Luhulima,W,J.
2001. Anatomi Akademi Perawat.
Bagian Anatomi. Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin. Makassar
Muslimin,
dkk. 2004.Sains. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta
Pearce. Evelyn. C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Penerbit : PT Gramedia. Jakarta.
Rilantono, Ismudiati, Lily. Baraas,
Faisal. Karo,Karo, Santoso. Reobiono, Surwianti, Poppy. 2001. Buku Ajar Kardiologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia.
Penerbit Balai. Jakarta.
Sonjaya, H. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar.
Fakuiltas Peternakan-Universitas Hasanuddin. Makassar.
Syaifuddin.2009.Ed. 2.Fisiologi
Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
Sarikini,
2000. Fisiologi
Hewan.
Penerbit ITB. Bandung
Ville, Walker dan Barnes. 2000.Zoologi. Jakarta: Erlangga
Watson, R. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke
dua. ECG. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar